Katanya sih Makrab

Assalamualaikum, Hola It's Me Mu. Lama gak ketemu ya, eh salah, lama gak nulis. Padahal ceritanya sih banyak, cuma akunya aja yang mageranπŸ˜‚.

Nih aku kasih foto hasil jalan-jalan

Kalau dari foto itu sih, meragukan juga lokasinya dimana, danau atau apa? Entahlah, yang jelas itu adalah pantai. Hore gak tuh? Setelah sekian lama gak jalan-jalan, kayaknya terakhir pas SD deh jalan ke pantaiπŸ˜… sekitar tahun 2013. 

Oke, mari kita spill✨
Awalnya aku sama temen-temen himpunan mau mengadakan malam keakraban alias makrab, but temen-temen yang lain masih di kampung halaman dan pandemi masih hype abis, jadi kita berangkat seadanya. Rencana awal setelah kegiatan rapat kerja kita karena masih awal kepengurusan. Dan yaaaa, jadi juga walau gak full team. 

Aku dan temen-temen berangkat hari Jumat, sekitar jam 2 siang. Kita memutuskan untuk kumpul di sekretariat himpunan. Tapi yang terjadi adalah, ngaret ke jam 3 karena salah satu temen harus balik kampung dulu sebentar. Greget gak? Kita mencoba tetep bersabar. Kita naik motor boncengan cewe cowo, cuma ada satu motor yang cewe doang. Dan aku, sebagai anak rumahan, takut ketinggalan jalan karena buta arah, mesti diboncengin temen cowok. Sebenernya pengen boncengin cewek, tapi temenku juga gak tau jalan. Daripada kita jadi beban kalau ketinggalan di jalan, alangkah baiknya diboncengin aja.

Mulailah keberangkatan kami dari Banjarmasin menuju Pantai Batakan. Start perjalanan dari sekretariat hima lalu stop untuk isi bahan bakar di sekitaran jalan A.Yani Km 5. Belum seberapa, kami para cewek sudah merasa sakit pinggangπŸ˜‚. Ribet banget ya.
Kami teruskan perjalanan melewati Liang Anggang sampai Bati-Bati dalam cuaca gerimis. Aku dan temenku, alhamdulillah pada mandi air kubangan karena cipratan dari mobil yang lewat. Celana kami basah, sepatu juga basah.

Kemudian kami menepi untuk rest dulu di indomaret atau alfamart terdekat di daerah Bati-Bati, aku lupa sih. Kita beli makanan sama minuman disana. Kemudian kami mampir ke masjid dulu buat sholat ashar. Jangan ditanya bagaimana bentukannya, muka kita udah kucelπŸ˜‚. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan lewat jalan mana, aku lupa, aku kan ga tau jalan. Yang intinya kami menepi lagi buat isi bahan bakar. Kami hampir kebingungan, karena temen yang jadi guide jalan kelupaan. 

Akhirnya mereka buka maps, dan melewati jalan kecil membelah gunung atau bukit. Suasananya asri banget, jalannya menanjak dan banyak pertigaannya. Pas aku liat temen cewekku yang buka maps, aku bilang gini ke temen cowok "Bentar, ini kita jalannya pake maps? Terus cewe yang baca maps? Yak, selamat!", Tau kan kalau cewe baca maps gimana?? Bener aja, sampe temenku bilang gini "Ini udah pertigaan yang ke berapa sih? Aku yakin kalau kayak gini aku lupa jalan pulang." Seketika aku memikirkan hal itu juga, dia yang bawa motor aja lupa, lah aku yang cuma planga plongo dibelakang bisa apa?

Kami menikmati perjalanan berliuk-liuk, menanjak lalu menurun, macam perosotan. Dikanan kiri jalan, terlihat bukit-bukit yang keren banget, apalagi itu sudah jam 5 sore keatas. Sunset brothaaa!! Karena sudah bosan melewati jalan yang meliuk-liuk, kami sampai tebak-tebakan masih jauh atau engga ke tujuan. Lalu kami melihat gapura dan my friend say "Itu tulisannya apa, udah deket pantainya? Tulisannya Batas??" Ternyata itu batas RT, padahal kami kira itu sudah gapura selamat datang. Sial juga ternyataπŸ˜….

Gak lama, kami sampe juga ke pertigaan jalan, yang intinya, sia-sia memotong jalan kalau durasinya makin lama. Dan itu sudah jam 6 sore. Awalnya sih kami estimasikan buat bisa liat sunset dipantai, tapi nasib berkata lain, kami cuma bisa melihat sunset di jalan membelah bukit. Mana gak sempat foto lagi, kesel kannnn! Tapi pemandangan disepanjang jalan kece abis, adem aja gitu.

Lalu, jam 6.30 sore, atau magrib ya, kami sampai digapura pantai. Hore banget kan, kayak "akhirnya". Di gapura, kami dimintai biaya masuk, 5ribu satu orang, kalau gak salah. Lalu kami masuk bareng-bareng, sekitar beberapa km dan tadaaaa, sampe ke pantai sekitar jam 7. Sampe disana, planga plongo dulu. Baru kami memasang tenda. Aku yang gak pernah ikut perkemahan pramuka atau jelajah alam, mana bisa bangun tenda. Tapi karena kita saling bahu membahu, bisa deh. Lalu kami memasukkan barang-barang ke dalam tenda dan keluyuran entah kemana. Ada yang ganti baju, ada yang mandi dan ada yang kelaparanπŸ˜‚. 

Jeniusnya kami adalah, gaada yang bawa senter, alhasil kami cuma pakai flash handphone buat penerangan. Kreatif banget. Ada beberapa temen yang sibuk gantungin hammock ke pohon, aku sih cuma numpang make doang punya temenku. Kami duduk-duduk dipinggir pantai sambil cerita banyak, random banget sih. Dan pada di jam 10, kami masak dan makan sosis bersama. Semuanya kelaperan, hehehe, capek dijalan. Setelah makan, ada yang langsung tidur, ada yang keluyuran, entahlah pada random semua. Beberapa dari kami termasuk aku, merencanakan untuk jalan-jalan dipesisir pantai tengah malam nanti, sembari menunggu, kami sibuk bercerita. Ada yang tidur jugaπŸ˜‚ aku sih sempat rebahan ditenda karena cape, yang lain sibuk bergelantungan dipohon.

Sekitar jam 12 malam, aku bersama tiga orang temanku, 2 cowo dan 2 cewek, jalan-jalan dipinggir pantai. Awalnya sih mau banyakan, tapi yang lain menolak dan memilih untuk rebahan. Yasudah, kami teruskan aja. Berbekal flash handphone, kami berjalan menelusuri pesisir pantai yang surut sampe ke ujung. Gabut banget kan? Iyalah. Setelah hampir satu jam keluyuran, kaki mulai capek dan kami kelaparan, kami memutuskan untuk balik ke tenda dan masak mie. Siap, lambung menangis.

Kami makan mie sembari ngobrol, lalu aku yang sudah cape harus mengistirahatkan diri dengan tidur, sedangkan temenku yang lain sibuk main kartu. Walau tidurnya gak nyenyak juga, setidaknya aku sudah isi tenaga buat besok hari. 

Tepat jam 5.30, aku mencoba membangunkan temenku yang tidur, buat ngingetin sholat subuh. Niatnya sih, pagi itu kami bakal jalan ke ujung pantai lagi. Dan sekitaran jam 7, kami menyusur pantai dan main air, karena diujung airnya lebih pasang meskipun banyak lumpurnya. Kaki penuh lumpur, celana ikut kotor dan basah juga, tapi rame banget. Gak nyesel.

Airnya keruh tapi aman, ada filter kok yang bikin beningπŸ˜‚

Setelah habis main-mainnya, kami kaum cewek yang main ke ujung pantai, harus balik ke tenda. Kaki gatel banget dan gak enak kena pasir, mana air laut masih surut. Padahal aku udah nunggu dari tengah malam, sayang banget.

Kami memutuskan untuk mengganjal perut, dan bersiap buat mandi. Karena sekitar jam 12siang, kami harus pulang. Padahal masih mau disana sampe sore tapi ya sudahlah. Kami merobohkan tenda dan bersiap pulang, gak lupa foto-foto dulu. Pas perjalanan pulang, aku bilang ke temen-temen buat tungguin, soalnya bensin motorku ga nyampe 1L. Nah, terus aku udah bilang ke temen cowok yang awalnya bonceng aku, buat tukeran. Aku yang bawa motor dan dia duduk dijok belakang aja. Pegel kalau dibelakang soalnya. 

Lalu kita pulang sama-sama dan isi bahan bakar dulu, baru setengah jam berjalan, salah satu motor temenku, dia bawa motor vespa dan motornya ceket karena kepanasan dan kurang oli. Karena itu kami kepisah, sama temen yang lain. Kami yang tertinggal, harus rehat setengah jam dulu sampe vespa temenku ini rada dingin. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan sampai Taman kencana atau aku lupa namanya buat makan. Dan kesalahan terbesarku, maagku kambuh karena aku lupa kalau ga boleh makan mie lagi, dari awal berangkat aku lupa kalau ga makan nasi. Aku pun bilang ke temenku buat gantian, liat mukanya yang ogah-ogahan, aku pun maksa, karena perut yang tidak bisa diajak kompromi. Akhirnya dia mau, karena kepaksa juga sih, bagiku gapapa lah, daripada kenapa-kenapa. 

Belum 5 menit perjalanan, kami diterpa hujan, dan mesti neduh sampe jam 3. Aku kembali menawakan temenku buat tukeran, karena saat neduh, temenku ini keenakan tidur. Kan bahaya, kalau dia ikut tidur pas dijalan. Bukannya selamat malah menuju Tuhan. Tapi dia menolak guys,πŸ˜‚ okelah kalau begitu.

Dan perjalanan mulus-mulus aja diiringi rintik hujan, juga kena air kubangan. Mana temenku ini bawa motor kayak ngajak ketemu Tuhan? Nyelip-nyelip gitu, mana jalan licin. Temen yang lain juga sama, gesit-gesit, walau sambil istigfar juga. Hingga kami sampai ke Banjarmasin dengan keadaan selamat dan basah. Syukurnya kita gak sakit karena kehujanan, cuma menggigil doang.

Okee, itulah sefruit cerita dari aku, intinya sih jaga kesehatan saat pandemi gini, belum lagi cuaca gak support, hujan terus. Segini aja dulu, sampe jumpa di ceritaku yang lain. 

Luv u❣️DadahhhπŸ‘‹


Komentar